REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pertumbuhan Bayi Usia 0-4 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (Penelitian Lanjutan)

Widodo, Yekti (2003) Pertumbuhan Bayi Usia 0-4 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (Penelitian Lanjutan). Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi sebelum usia 4 bulan masih banyak dilakukan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Hasil penelitian bahwa pada masyarakat pedesaan di Indonesia, jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%). Di samping itu akibat rendahnya sanitasi dan higiene MP-ASI memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, sehingga meningkatkan risiko atau infeksi yang lain pada bayi. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian yang secara langsung membandingkan pertumbuhan bayi yang diberi ASI eksklusif dan ASI tidak eksklusif sebelum usia 4 bulan terutama pada masyarakat pedesaan. Tujuan penelitian adalah menentukan perbedaan pertumbuhan bayi usia 0?4 bulan pada bayi yang mendapat ASI eksklusif dan bayi yang diberi MP-ASI sebelum usia 4 bulan. Disain penelitian ini adalah kohort dan populasi penelitiannya adalah bayi berusia 0-4 bulan di daerah penelitian. Penelitian dilakukan di daerah pedesaan Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah, dimana praktik-praktik pemberian MP-ASI bayi sebelum usia 1 bulan mencapai 32,4% dan 66,7% jenis MP-ASI yang diberikan adalah pisang. Sampel penelitian adalah bayi baru lahir yang memenuhi kriteria dan dilakukan follow-up sampai bayi usia 4 bulan. Jumlah sampel pada kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif 110 dan kelompok ASI tidak ekslusif 111 bayi. Pengumpulan data dilakukan setiap 2 minggu sekali, yang meliputi data sosial ekonomi, antropometri, frekuensi dan durasi pemberian ASI, konsumsi MP-ASI, dan data morbiditas bayi. Analisis data dilakukan uji statistik t-test, X2, dan repeated measurement analysis of variance. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata berat badan bayi pada saat usia 2, 3 dan 4 bulan kelompok bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada kelompok bayi yang diberi ASI tidak eksklusif (p<0,05). Rata-rata panjang badan pada saat lahir, usia 1, 2, 3 dan 4 bulan tidak ada perbedaan. Pertambahan berat badan per bulan pada kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI tidak eksklusif. Pertambahan berat badan per bulan dan total pertambahan berat badan sejak lahir sampai usia 4 bulan pada kelompok bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada kelompok bayi yang diberi ASI tidak eksklusif (p<0,05). Rata-rata pertambahan panjang badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih besar dari pada yang diberi ASI tidak eksklusif terutama pada usia 3-4 bulan dan total pertambahan panjang badan sejak lahir sampai usia 4 bulan (p<0,05). Pola pertumbuhan bayi berdasarkan berat badan pada bayi yang diberi ASI tidak eksklusif sudah mulai tampak sejak usia 1 bulan. Garis pada grafik pertumbuhan bayi yang diberi ASI tidak eksklusif selalu di bawah garis pertumbuhan bayi yang diberi ASI eksklusif (p<0,05). Pola pertumbuhan bayi berdasarkan panjang badan tidak berbeda tetapi sudah tampak adanya penyimpangan sejak usia 2 bulan. Proporsi bayi yang mengalami gangguan kesehatan berupa diare, panas, batuk dan pilek pada kelompok bayi yang diberi ASI tidak eksklusif lebih besar dari pada bayi yang mendapat ASI eksklusif (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini ada perbedaan pertumbuhan bayi berdasarkan berat badan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan yang diberi MP-ASI sebelum usia 4 bulan, sedangkan berdasarkan panjang badan tidak ada perbedaan proporsi bayi yang mengalami gangguan kesehatan berupa diare, panas, batuk, dan pilek pada kelompok bayi yang diberi ASI tidak eksklusif lebih besar dari pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Dari penelitian ini disarankan promosi pemberian ASI eksklusif kepada bayi minimal selama 4 bulan perlu ditingkatkan dan terus dimasyarakatkan dengan memberikan informasi yang jelas, lengkap dan berkelanjutan. Sasaran promosi ASI eksklusif bukan hanya wanita hamil dan ibu menyusui, tetapi harus melibatkan pada suami, nenek, mertua, orang tua, kader, dukun bayi, dan petugas kesehatan yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan praktik pemberian ASI ekslusif adalah ketika ibu hamil memeriksakan kehamilan, pada saat persalinan, dan masa nifas. Para suami dan anggota keluarga dari wanita hamil dan ibu yang baru saja melahirkan harus dilibatkan sebagai sasaran promosi ASI eksklusif.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: ASI Eksklusif; Pertumbuhan Bayi; Abstrak Penelitian Kesehatan
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WS Pediatrics > WS 113-141 Child Care. Nutrition. Physical Examination
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:30
Last Modified: 09 Nov 2017 07:44
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1870

Actions (login required)

View Item View Item