REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Penelitian Evaluasi Pemanfaatan Jamban dari Berbagai Aspek Geohidrologi, Sosial Ekonomi, dan Sosial Budaya Masyarakat di Beberapa Daerah Perdesaan di Indonesia
Irianti, Sri (2003) Penelitian Evaluasi Pemanfaatan Jamban dari Berbagai Aspek Geohidrologi, Sosial Ekonomi, dan Sosial Budaya Masyarakat di Beberapa Daerah Perdesaan di Indonesia. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan.
Full text not available from this repository.Abstract
Cakupan pemanfaatan sarana sanitasi dasar terutama jamban di daerah perdesaan masih rendah dibandingkan dengan daerah perkotaan. Beberapa aspek yang berhubungan dengan rendahnya cakupan tersebut antara lain geohidrologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Untuk itu telah dilakukan penelitian mengenai aspek-aspek tersebut di 10 desa yang ada di lima kabupaten/kota di lima provinsi yaitu Kabupaten Padang Pariaman (Sumatera Barat), Kabupaten Bantul (DI. Yogyakarta), Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah) pada tahun anggaran 2002. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner kepada 1049 kepala keluarga (KK), wawancara mendalam kepada 50 KK dan 50 tokoh masyarakat untuk memperoleh data sosial budaya dan pengamatan keadaan geohidrologi, seperti jenis sarana air bersih dan jenis tanah di sekitar air bersih yang berasal dari air tanah. Hasil penelitian menujukkan bahwa sebagian besar masyarakat di lima kabupaten/kota (68,35%) masih menggunakan sumur gali kecuali di Kapuas yang menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih dan sekaligus sebagai tempat pembuangan tinja. Mayoritas jenis jamban yang digunakan dan disukai oleh masyarakat desa adalah jamban leher angsa dengan tanki septik. Alasan masyarakat tidak menggunakan jamban adalah karena tidak ada dana, tidak ada lahan dan sudah terbiasa dengan cara pembuangan yang ada seperti dekat dengan sungai dan pantai. Tidak ada norma atau kepercayaan yang menghambat pemanfaatan jamban oleh masyarakat. Bahkan semua agama dan kepercayaan yang mereka anut mengajarkan untuk hidup bersih, hanya saja karena keadaan sosial keadaan sosial ekonomi dan geohidrologi yang kurang mendukung untuk memiliki jamban. Di Kupang, cakupan jamban paling tinggi (98,57%) walaupun ketersediaan air bersih sangat terbatas karena tekanan dari para tokoh masyarakatnya yang membuat mereka malu untuk tidak memiliki jamban sekalipun jambannya kurang memenuhi syarat kesehatan. Penelitian ini merekomendasikan bagi yang telah memiliki jamban agar meningkatkan kualitas jambannya menjadi jamban yang memenuhi syarat kesehatan, bagi yang belum mempunyai jamban agar mengupayakan memiliki jamban melalui cara-cara yang sesuai dengan kemampuannya. Untuk itu penyuluhan kesehatan yang memfokuskan pada peningkatan kualitas jamban dan upayanya perlu dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Jamban; Sanitasi; Abstrak Penelitian Kesehatan |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WA Public Health > WA 670-847 Sanitation. Environmental Control |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 09 Nov 2017 13:16 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1836 |
Actions (login required)
View Item |