REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pengaruh Penyuluhan Obat terhadap Pengetahuan, Sikap dan Penggunaan Obat yang Rasional dalam Pengobatan Sendiri di Kota Bogor
Supardi, Sudibyo (1999) Pengaruh Penyuluhan Obat terhadap Pengetahuan, Sikap dan Penggunaan Obat yang Rasional dalam Pengobatan Sendiri di Kota Bogor. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang gambaran perilaku penggunaan obat yang rasional, dan apakah penyuluhan obat menggunakan alat bantu 'Pedoman Pengobatan Sendiri' lebih efektif dilakukan oleh Puskesmas atau kader guna meningkatkan perilaku penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan sendiri. Penelitian quasi experiment dilakukan di 3 kelurahan di 3 kecamatan yang letaknya saling berjauhan, di Kota Bogor, Jawa Barat tahun 1999. Responden adalah ibu rumah tangga, bukan tenaga kesehatan, tidak buta huruf, yang menggunakan obat dari warung dalam upaya pengobatan sendiri untuk keluhan demam, sakit kepala, pilek dan atau batuk dalam kurun waktu dua minggu terakhir. Sampling dilakukan secara sistematik random sampling berdasarkan nama-nama ibu yang dicatat di warung tempat membeli obat, sebanyak 90 orang per Kelurahan. Kelurahan pertama dilakukan penyuluhan obat oleh penyuluh Puskesmas, kelurahan kedua dilakukan penyuluhan obat oleh kader kesehatan, dan kelurahan ketiga sebagai kontrol. Evaluasi dilakukan tiga bulan setelah penyuluhan obat dengan membandingkan perilaku responden antara kelurahan perlakuan dengan kelurahan kontrol. Analisis data meliputi analisis deskriptif, uji-t, uji X-2 dan analisis regresi logistik ganda Hasil penelitian sebagai berikut: 1. Responden yang menggunakan obat secara rasional hanya 41,5% persentase terbesar : pada kelompok yang mendapat informasi obat dari media elektronika, mengeluh sakit kepala dan demam, persepsi terhadap keluhannya adalah sakit ringan, referensi berasal dari diri sendiri, biaya obat sampai dengan Rp 1.000, dan mengaku “sembuh” setelah melakukan pengobatan sendiri. 2. Secara bersama-sama pengetahuan yang tinggi tentang obat dan keluhan sakit kepala/demam berhubungan bermakna dengan penggunaan obat yang rasional. 3. Penyuluhan obat oleh Kader kesehatan secara statistik dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengobatan sendiri. 4. Penyuluhan obat oleh Puskesmas dan kader kesehatan secara statistik dapat meningkatkan sikap terhadap pengobatan sendiri. Penyuluhan obat oleh Kader lebih baik daripada penyuluhan obat oleh Puskesmas. 5. Penyuluhan obat oleh Puskesmas maupun oleh kader kesehatan setelah tiga bulan secara statistik belum meningkatkan penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan sendiri. Studi di Kabupaten Cianjur yang dikembangkan dalam studi ini telah membuktikan bahwa penyuluhan obat menggunakan alat bantu berupa leaflet 'Pedoman Pengobatan Sendiri' dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan sendiri. Penggunaan leaflet tersebut dapat diuji-cobakan di kota maupun kabupaten lain, dalam upaya meningkatkan perilaku penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan sendiri. Juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangan alat bantu penyuluhan obat yang dapat digunakan secara masal.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | self-medication; traditional medicine; medicine |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 701-835 Pharmacy and Pharmaceutics |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 07 Nov 2017 07:52 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1835 |
Actions (login required)
View Item |