REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Studi Evaluasi Pengembangan Buku KIA di Propinsi Jawa Tengah
Arifin, Andryansyah (1998) Studi Evaluasi Pengembangan Buku KIA di Propinsi Jawa Tengah. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan dan Teknologi Kesehatan.
Full text not available from this repository.Abstract
Tujuan Umum Studi Evaluasi Pengembangan Buku KIA di Jawa Tengah adalah untuk memperoleh informasi tentang penggunan Buku KIA dan kontribusinya dalam menunjang kesehatan ibu dan anak di daerah perkotaan dan pedesaan. Studi evaluasi ini dilakukan di 3 Kabupaten yang menggunakan Buku KIA (Kabupaten Magelang, Sragen, Pati) sebagai daerah intervensi dan diKabupaten yang belum menggunakan Buku KIA yaitu Kabupen Semarang sebagai daerah kontrol. Di masing-masing daerah intervensi dipilih 2 Puskesmas dan 4 Puskesmas daerah kontrol secara acak. Adapun variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu hamil, kader dan petugas kesehatan, peran pamong, kualitas dan cakupan pelayanan antenatal, efektifita biaya serta efisiensi penggunaan Buku KIA. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui wawancara terhadap responden (ibu hamil, kader, pamong dan petugas kesehatan Puskesmas), pengamatan langsung proses pelayanan dan data sekunder tentang cakupan pelayanan KIA. Sedangkan data kaulitatif dikumpulkan melakui diskusi kelompok terarah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa : 1. Persiapan penggunaan Buku KIA telah dilaksanakan melalui pertemuan/informasi kepada lintas sektor, kader dan masyarakat. 2. Buku KIA sudah dugunakan sebagai alat pantau dan deteksi risiko ibu hamil, meskipun belum sebagaimana mestinya, oleh karena belum semua kompunen pemeriksaan ibu hamil dilaksanakan (pemetiksaan HB dan pengisian grafidograf). Sedangkan penggunaan Buku KIA sebagai alat pantau tumbuh kembang anak belum dilaksanakan secara optimal. 3. Penggunaan Buku KIA telah memberikan kontribusi yang bermakna terhadap peningkatan ibu hamil tentang kesehatan ibu dan anak di daerah intervensi. Demikian juga perbaiknan pengetahuan petugas kesehatan tentang KIA (khususnya tentang kesehatan ibu) didaerah intervensi berbeda secara bermakna dibanding di daerah kontrol. Penggunaan Buku KIA belum memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan petugas tentang tumbuh kembang anak, keadaan ini dimungkinkan oleh karena belum pernah ada pelatihan tentang ini, dan petugas umumnya belum menggunakan Buku KIA sebagai alat deteksi tumbuh kembang anak. 4. Buku KIA telah memberikan kntribusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan KIA di daerah intervensi (terdapat perbedaan kualitas antenatal di daearah intervensi lebih baik dari di daerah kontrol secara bermakna), walaupun kualitas tersebut masih belum optimal. Hal ini dapat disebabkan masih kurangnya peragaan cara penggunaan Buku KIA pada waktu pelatihan/pemberian informasi. Pelatihan/pemberian informasi baru terbatas tentang cara pengisian Buku KIA. Penyuluhan yang merupakan komponen penting dalam buku kia sangat jarang dilakukan, umumnya ibu hanya dipesan untuk membaca buku kia dirumah dan membawa ke unit pelayanan pada waktu berkunkung ulang. 5. Penggunaan Buku Kia juga telah memberikan kontribusi terhadap cakupan dan frekuensi kunjungan ibu hamil sesuai standar (K1 dan K4+1,1,2). 6. Dukungan pemerintah daerah melalui pamong kecamatan dan pamong desa sudah memadai, mereka telah mengadakan berbagai kegiatan untuk mendukung penggunaan Buku KIA. 7. Sebagian besar ibu hamil mmampu membeli dan maumembeli Buku KIA tersebut, sehingga tidak terdapat masalah yang berarti dalam pendistribusiannya. 8. Dari segi efektif biaya Buku lebih cost efektif bila dibandingkan dengan total harga beberapa instrumen lain yang materinya telah tercakup dalam Buku KIA (KMS ibu, kartu deteksi tumbuh kembang, bahan-bahan penyuluhan laninya). 9. Dan penggunaannya Buku KIA lebih efisien oleh karena dapat digunakan untuk ibu sampai anak pra sekolah serta terdapat kesinambungan pemantauan. Meskipun di perlukan waktu lebih lama untuk pengisiannya, hal ini tidap menjadi masalah dalam pelaksanaannya oleh karena waktu tersebut diperlukan untuk peningkatan kualitas pelayanan. 10. Pelatihan yang sudah dilakukan adalah pemberian informasi dan praktek pengisian Buku KIA secara berjenjang, belum pernah dilakukan peragaan cara penguunaan Buku KIA pada saat pemberian pelayanan. Pelaksanaan pelatihan belum sesuai dengan pedoman penggunaan Buku KIA (terutama tentang simulasi pelayanan antenatal). Di samping itu buku pedoman belum berisikan pedoman untuk pelatihan pelayanan tumbuh kembang anak. 11. Kepala Puskesmas belum perberan secara optimal dalam penggunaan Buku KIA, sebagian dari mereka belum mendapat orientasi atau on the job training cara penggunaan Buku KIA secara tepat. (Pendekatan yang dilakukan selama ini banyak melalui bidan Puskesmas). 12. Petugas dan ibu hamil kesulitan mengerti dan menerapkan deteksi dan stimulasi tubuh kembang anak, oleh karena petugas belum pernah dilatih untuk itu. Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka mengoptimalkan penggunaan Buku KIA, disarankan kegiatan yang perlu dilakukan pada waktu yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan penyegaran tentang cara penggunaan Buku Kia dengan cara peragaan kepada bidan secara berjenjang atau dengan metode “peer groups demonstration”. 2. Dalam rangka peningkatan pengetahuan petugas kesehatan perlu diupayakan untuk mempelajari isi Buku KIA dengan cara belajar bersama dipimpin oleh Kepala Puskesmas dan mempraktekan isi Buku tersebut dengan cara on the job training. Untuk itu Kepala Puskesmas perlu diberikan orientasi tentang isi Buku KIA dan cara on the job training tersebut. 3. Pedoman penggunaan Buku KIA perlu disempurnakan dengan menekan antara lain : bahwa bahan penyuluhan yang ada dalam Buku KIA harus dijelaskan kepada ibu. Disamping itu perlu ditambah pedoman pelatihan tentang pelayanan tumbuh kembang anak. 4. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, perlu di berikan penyegaran dengan mempraktekkan prosedur pemeriksaan yang sesuai dengan standar, baik untuk antenatal maupun untuk tumbuh kembang anak. 5. Perlu dilakukan pemantauan oleh kepala puskesmas dan petugas dati II secara berkala dengan menggunakan daftar tilik, khususnya daftar tilik kualitas pelayanan antenatal dan tumbuh kembang anak. 6. Perlu diadakan pertemuan berkala untuk membahas hasil supervisi di tingkat dati II, terutama aspek kualitas pelayanan. 7. Perpu ada standar pencatatan pembiayaan Buku KIA tingkat bidan desa/Pustu, Puskesmas dan dati II, serta prosedure pengelolan keuangannya. 8. Isi Buku KIA perlu disempurnakan untuk mengantisipasi perkembangan program kesehatan reproduksi (antara lain penambahan komponen penyakit menular seksual, penggunaan obat tradisional dan kehnik accupressure serta senam ibu hamil).
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); efisiensi penggunaan Buku KIA |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WQ Obstetrics > WQ 1-150 Reference Works. General Works |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan dan Teknologi Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 10 Nov 2017 03:55 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1792 |
Actions (login required)
View Item |