REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Model Penanggulangan Fasciolopsis buski di Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Sosial Budaya (Tahun 1)

Ompusunggu, Sahat (2002) Model Penanggulangan Fasciolopsis buski di Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Sosial Budaya (Tahun 1). Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit.

Full text not available from this repository.

Abstract

Fasciolopsis Buski merupakan salah satu parasit trematoda terbesar yang dapat menginfeksi manusia karena berada di dalam lumen usus. Manusia terinfeksi cacing ini dikarenakan memakan tumbuhan air yang mentah atau yang tidak dimasak dengan baik. Secara endemik, penyakit kecacingan di Indonesia ini hanya ditemukan di beberapa desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan prevalens antara 1,2-7,8%. Sampai saat ini angka prevalens penyakit tidak menunjukkan kecenderungan turun, justru menunjukkan adanya penyebaran penyakit ke wilayah lainnya. Selain itu bagi para pelaksana program kebutuhan data penelitian dari aspek sosial budaya sangat diperlukan agar dapat dijadikan masukan bagi penanggulangan dan pemberantasan fascilopsiosis (penyakit kecacingan buski) dengan mengembangkan suatu model intervensi sesuai dengan kondisi masyarakat/daerah setempat yaitu melalui pendekatan sosial budaya. Rancangan penelitian "Model Penanggulangan Fasciolopsis Buski di Kalimantan Selatan dengan pendekatan Sosial Budaya" pada tahun pertama adalah cross sectional dengan mengumpulkan berbagai data dasar yang meliputi data parasitologis, epidemiologis dan sosial budaya. Pengumpulan data parasitologis dilaksanakan untuk mengetahui besarnya prevalence rate fasciolopsiosis dengan cara melakukan pemeriksaan tinja penduduk. Pengumpulan data epidemiologis dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan parasit pada hospes reservoar (diduga kerbau rawa), hospes perantara (beberapa spesies siput/keong) dan tanaman air tempat enkistasi parasit(teratai, kangkung, genjer, sup-supan). Sedangkan untuk pengumpulan data sosial budaya dilaksanakan dengan menggunakan daftar pertanyaan melalui wawancara kepada kepala keluarga yang terpilih sebagai sampel (responden). Jumlah sampel 375 KK yang diambil dari 6 desa di daerah penelitian. Selain wawancara kepada KK terpilih juga dilakukan diskusi kelompok terarah (DKT) dengan peserta para tokoh masyarakat dan wawancara mendalam kepada perangkat pemerintah di tingkat kabupaten maupun kecamatan. Hasil survei parasitologis yang dilaksanakan pada 6 desa penelitian (Sei Papuyu, Kalumpang Dalam, sarang Burung, Talaga Mas, Putat Atas dan Padang Bangkal) dan 1 desa non penelitian (Sapala-Bararawa) yang mencakup 1.555 penduduk diperoleh angka prevalens sebanyak 7,8% positif fasciolopsiosis. Hasil pengumpulan data epidemiologis dalam upaya mencari jenis tanaman air tempat enkistasi metasekaria, hospes perantara tempat perkembangan serkaria dan hospes reservoar telah dilakukan pengumpulan spesimen sebanyak 179 spesimen dengan hasil negatif untuk F. buski. Namun masih diperlukan pemeriksaan lanjutan pada laboratorium lain. Hasil survei sosial budaya diperoleh gambaran bahwa mayoritas penduduk adalah suku Banjar dan beragama Islam. Pekerjaan utama sebagian besar responden adalah bertani dengan mengolah lahan lebak atau lahan pasang surut. Selain bertani sebagian besar dari masyarakat sebagai pekerjaan sambilan adalah menjadi nelayan. Pendidikan masyarakat relatif rendah hanya bersekolah SD tidak tamat. Penghasilan umumnya rata-rata di bawah 500 ribu rupiah per bulan bagi setiap keluarga; sebagian besar rumah masyarakat terbuat dari kayu yang didirikan di atas; air yang digunakan untuk keperluan minum, mandi dan cuci berasal dari sungai rawa; dan sebagian besar buang air besar di sungai/rawa. Pengetahun masyarakat tentang penyakit kecacingan buski masih relatif rendah. Sebagian besar responden tidak mengetahui tentang gejala dan cara penularannya. Umumnya masyarakat sudah mengenal penyakit kecacingan buski yang disebabkan oleh sejenis cacing yang berbentuk pipih. Meskipun persepsi masyarakat terhadap penyakit cukup positif, dalam kenyataannya perilaku masyarakat dalam kaitannya dengan upaya pencegahan penularan penyakit belum positif dalam arti belum mengarah pada perilaku hidup bersih dan sehat. air yang digunakan untuk mandi dan mencuci alat makan masih menggunakan air rawa/sungai, dan adanya kebiasaan minum air yang tidak dimasak pada sebagian masyarakat. Pola makan masyarakat yang menkonsumsi sayuran/ikan/siput yang telah dimasak matang merupakan hal positif, namun adanya sebagian kecil masyarakat yang menkonsumsi umbi teratai mentah menyebabkan rantai penularan penyakit masih terus berlangsung. Masyarakat di daerah penelitian sangat tereksposur terhadap media masa yaitu siaran radio dan televisi. Jenis musik/lagu yang disukai adalah musik/lagu dangdut dan untuk seni tradisional adalah madihin meskipun kelompok seni tradisional ini sudah jarang ditemukan. Sedangkan transpotasi yang sering digunakan adalah perahu/perahu mesin(klotok) dan sepeda/sepeda motor. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah anak-anak usia dibawah 10 tahun merupakan penderita fasciolopsiosis yang paling banyak dan ada beberapa spesies hewan/tumbuhan yang patut dicurigai baik sebagai hospes reservoar/hospes perantasa/tanaman air untuk dilakukan pemeriksaan dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Dari aspek sosial budaya diketahui bahwa mayoritas subyek penelitian adalah suku Banjar yang mudah dalam menyerap pembaharuan, beragama Islam, tingkat pendidikan umumnya rendah, tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah, dan cara hidup sehat serta pengetahuan tentang penyakit kecacingan buski masih belum sesuai dengan harapan. Saran yang dapat diajukan adalah perlunya dilakukan penelitian parasitologis dan epidemiologis yang lebih mendalam dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan perlunya dilakukan sosialisasi tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan hidup sehat dan penyakit kecacingan buski kepada seluruh tingkatan usia dalam suasana religius keislaman.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Fasciolopsis buski; parasit trematoda
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QX Parasitology > QX 200-451 Helminths. Annelida
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 07 Nov 2017 08:15
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1608

Actions (login required)

View Item View Item