REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Angka Kegagalan Pengobatan Klorokuin di Daerah dengan Beda Endemisitasnya; Kajian dengan Teknik PCR dan Kovensional

Dewi, Rita Marleta (2002) Angka Kegagalan Pengobatan Klorokuin di Daerah dengan Beda Endemisitasnya; Kajian dengan Teknik PCR dan Kovensional. Project Report. Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD.

Full text not available from this repository.

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih memerlukan perhatian khusus. Sampai saat ini upaya yang sangat penting dan memungkinkan dapat dilaksanakan adalah pengobatan. Dalam program pemberantasan malaria di Indonesia hanya tersedia 4 obat antimalaria yaitu: klorokuin, primakuin, kombinasi sulfadoksin-pirimetamin dan kina. Klorokuin adalah obat antimalaria standar (pilihan utama/lini satu)yaitu digunakan program untuk pengobatan malaria klinis dan sebagai skizontosidal darah pada pengobatan radikal. Telah dilaporkan beberapa kasus kegagalan pengobatan yang antara lain disebabkan karena parasite malaria resisten terhadap obat antimalaria (terutama resistensi Plasmodium falciparum terhadap klorokuin). Sampai dengan tahun 1992 telah dilaporkan kasus resistensi in-vitro dan atau in-vivo dari seluruh propinsi dengan derajat yang berbeda. Selama ini cara penilaian efikasi klorokuin untuk pengobatan malaria falsiparum belum standar. Penilaian dilakukan dengan jangka waktu pengamatan yang bervariasi (7 hari-14 hari atau 28 hari). WHO (th. 2001) merekomendasikan suatu pedoman penilaian efikasi obat malaria yang berdasarkan pengamatan parasitologis maupun klinis pada penderita selama 28 hari. Cara ini cukup sesuai dengan fasilitas dan konsidi di lapangan (Puskesmas). Di samping itu, endemisitas malaria di Indonesia beragam dari hipoendemis, mesoendemis sampai hiperendemis. Di daerah dengan beda endemisitas penilaian tersebut dirasakan kurang akurat karena selama pengamatan 28 hari tidak dapat membedakan kegagalan pengobatan karena parasit rekrudesen dengan kegagalan karena infeksi baru. Oleh karena itu maka pada penelitian ini dilakukan penilaian pengobatan klorokuin pada penderita malaria falciparum berdasarkan acuan WHO (pengamatan parasitologis dan klinis) juga dilakukan konfirmasi analisa genetik terhadap parasit malaria falciparum tersebut dengan menggunakan teknik PCR untuk menentukan apakah parasit rekrudesens atau infeksi baru. Penelitian dilakukan di Jawa-Bali yang mewakili daerah endemisitas rendah (hipo-mesoendemis) dan luar Jawa-Bali sebagai daerah endemisitas tinggi (meso-hiperendemis). Di daerah Jawa-Bali, dari 43 kasus yang dianalisa didapatkan 37,21% (16/43) kasus mempunyai respon klinis dan parasitologis memadai dan 62,79% (27/43) adalah gagal pengobatan 3 kasus adalah kegagalan pengobatan dini/KPD dan 24 kasus KPK ternyata 20,83% (5/24) merupakan infeksi baru dan 79,17 (19/24) adalah kasus rekrudesen. Di daerah luar Jawa-Bali, dari 19 kasus yang dianalisa didapatkan 31,5% (6/19) kasus mempunyai respon klinis dan parasitologis memadai dan 68,42% (13/19) adalah gagal pengobatan (8 kasus adalah kegagalan pengobatan dini/KPD dan 5 kasus adalah kegagalan pengobatan kasep/KPK). Angka kegagalan pengobatan di daerah endemisitas rendah (62,79%) tidak berbeda secara bermakna dengan kegagalan pengobatan di daerah endemisitas tinggi (68,42%) (p>0,05), akan tetapi derajat kegagalan pengoabatan di dua daerah tersebut berbeda. Didaerah endemisitas rendah kasus KPD < KPK (6,98% < 55,81%) sedangkan di daerah endemisitas tinggi KPD>KPK (80,77>9,52%).

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Klorokuin; Malaria; antimalaria
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 243-269 Anti-Inflammatory Agents. AntiInfective Agents. Antineoplastic Agents
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 09 Nov 2017 08:07
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1607

Actions (login required)

View Item View Item