REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada Wanita Usia Subur

Harahap, Heryudarini (2002) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada Wanita Usia Subur. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tiga faktor utama indeks kualitas hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat yang dapat digambarkan terutama pada status gizi anak balita dan wanita hamil. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan ibu sebelum dan selama hamil. Wanita Usia Subur (WUS) adalah calon ibu yang penting untuk diketahui status gizinya. Salah satu ukuran untuk mengetahui risiko KEK (kurang energi kronis) pada WUS adalah ukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23.5 Cm. Tujuan umum analisis ini adalah untuk mengetahui prevalensi risiko KEK pada WUS serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Metode penelitian: Sumber data yang digunakan diperoleh dari data Modul Susenas 2001. Populasi adalah rumah tangga yang ada di wilayah Indonesia kecuali propinsi DI Aceh dan Maluku. Responden yang diamati yaitu WUS 15-49 tahun yang diukur lingkar lengan atas. Analisis data dilakukan secara deskriptif, analisis bivariat, dan multivariat (regresi logistik). Hasil : Secara deskriptif memberikan gambaran prevalensi risiko KEK pada WUS di Indonesia sebesar 19.1%. Terdapat keragaman prevalensi risiko KEK menurut Propinsi, diantaranya yang termasuk kategori berat ditemukan di Nusa Tenggara Timur (40.8%), kategori sedang di lima propinsi yaitu Nusa Tenggara Barat (26.7%), Papua (25.7%), Bangka Belitung (22.4%), Jawa Tengah (22.2%) dan Jawa Timur (21.9%). Prevalensi risiko KEK pada WUS di Kawasan Timur Indonesia adalah tertinggi dibandingkan Sumatra dan Jawa Bali. Berdasarkan daerah desa dan kota menunjukkan prevalensi risiko KEK pada WUS di perdesaan (21.1%) lebih tinggi daripada di perkotaan (17.3%). Dari kategori status ekonomi menggunakan garis kemiskinan diketahui prevalensi risiko KEK 23.1% pada WUS yang miskin dan 17.3% pada WUS yang tidak miskin. Menurut pengelompokkan umur menunjukkan WUS yang berumur < 25 tahun lebih tinggi risiko KEK dibandingkan kelompok umur > 25 tahun. Analisis bivariat terhadap 15 variabel yang diuji menunjukkan sebagian besar variabel mempunyai nilai Odds Rasio relatif kecil. Hasil analisis multivariat didapatkan 4 variabel yang dominan terhadap risiko KEK pada WUS yaitu umur (OR = 2.5), status perkawinan (OR = 1.5), kemiskinan (OR = 1.4) dan desa kota (OR = 1.4). Di Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua variabel kemiskinan dan desa kota menunjukkan lebih besar pengaruhnya terhadap risiko KEK pada WUS. Rekomendasi : 1) Untuk prioritas intervensi perlu dipertimbangkan propinsi yang mempunyai risiko KEK tinggi, segmen populasi WUS dengan kategori miskin, WUS pada kelompok umur < 25 tahun, dan WUS yang tinggal di daerah perdesaan. 2) Perlu koordinasi lintas program dan lintas sektor. 3) Program penanggulangan di Propinsi dengan risiko KEK pada WUS &#8216;sedang&#8217; dilakukan secara preventif yaitu penyuluhan, Propinsi dengan risiko KEK pada WUS &#8216;berat&#8217; perlu program yang bersifat kuratif (PMT atau fortifikasi) serta penyuluhan. 4) Di daerah miskin perlu diberikan bantuan pangan dan pemberian modal kerja.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: ENERGY INTAKE; surkesnas; KEK, susenas
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QT Physiology > QT 250-275 Leisure Activities. Sports Medicine
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:26
Last Modified: 15 Nov 2017 06:27
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/160

Actions (login required)

View Item View Item