REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pola Pertolongan Persalinan 5 Tahun Terakhir Hubungannya dengan Faktor Sosial Ekonomi Di Indonesia

Suprapto, Agus (2002) Pola Pertolongan Persalinan 5 Tahun Terakhir Hubungannya dengan Faktor Sosial Ekonomi Di Indonesia. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Teknologi Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Salah satu indikator proses yang penting dalam program safe motherhood adalah memperhatikan seberapa banyak persalinan yang dapat ditangani oleh tenaga kesehatan. Persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia walaupun hasil analisis pada tahun 1997 menunjukkan kenaikan yang signifikan, namun jangkauannya masih rendah dan akibat dari masih ada persalinan oleh tenaga non kesehatan maka merupakan penunjang tingginya angka kematian ibu. Pencarian pertolongan persalinan dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, lokasi tempat tinggal, dan karakteristik ibu/ bapak. Faktor-faktor ini dianalisis sesuai pada tahun balita dilahirkan serta dilihat pola selama lima tahun terakhir. Keterbatasan analisis yaitu hanya pada variabel yang ada dalam kuesioner Susenas 2001 dan hanya dapat menganalisis pola pertolongan persalinan pada anak yang lahir hidup. Pertolongan persalinan yang harus menjadi perhatian adalah yang berawal dari non nakes ke nakes dengan proporsi kejadian stabil berkisar 7%. Hal ini dapat bersifat positif berarti pendampingan atau negatif yang berarti banyak terjadi karena alasan medik. Kejadian lain cukup bagus yaitu pertolongan nakes&#8211;nakes meningkat; dan non nakes&#8211;non nakes menurun, nakes&#8211;non nakes sangat kecil dan stabil. Untuk menghindari kesalahan persepsi status kejadian maka analisis selanjutnya menggunakan penolong pertama yang lebih tegas menjelaskan akses penolong persalinan. Target nasional 80% persalinan ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2000 baru dicapai Bali. Jika dilihat per regional maka pencapaian target nasional tersebut baru terlihat di perkotaan Sumatera (93.5%), Bali (97.8%), Kalimantan (82.6%), dan perdesaan Bali (84.1%). Kecuali Bali, perbedaan proporsi antara perdesaan dan perkotaan cukup jauh. Faktor lain adalah ibu dengan status ekonomi kurang mampu cenderung mencari pertolongan ke non nakes. Kelompok ini berkisar 20-40% dengan karakteristik individu yaitu banyak tinggal di perdesaan, ibu/bapak berpendidikan SD-SMP atau tidak sekolah, ibu/bapak bekerja di pertanian atau tidak bekerja dan tidak mempunyai jaminan kesehatan. Kelompok umur ibu berisiko (<20 tahun) dan paritas 4 atau lebih yang sebenarnya memerlukan pelayanan kesehatan yang adekuat justru masih cukup banyak yang dilayani non nakes. Persalinan ke nakes pada kelompok ibu/ bapak yang bekerja di pertanian masih rendah karena dipengaruhi pendidikan yang rendah atau tidak ada jaminan kesehatan. Pencapaian pada kelompok-kelompok ini masih di bawah 50%. Pada faktor pendidikan, terbukti bahwa ibu/bapak yang berpendidikan SMA ke atas lebih baik pencapaiannya (di atas 80%) ke nakes. Kelompok ibu yang pernah berKB diasumsikan sudah dapat menerima/ memahami pelayanan kesehatan yang adekuat dan pada kenyataannya memang pencapaian lebih baik pertolongan nakesnya (63.6%). Pada kelompok rumah tangga yang memiliki asuransi dan jaminan dari kantor, penggunaan pelayanan persalinan nakes sangat baik, di atas 80%. Hal ini dapat menjadi cermin bahwa keberadaan jaminan pembiayaan sangat berarti. Pada faktor jarak pencapaian ke PKM/ Poliklinik sangat berpengaruh di perdesaan. Di perkotaan, jarak tersebut tidak begitu mempengaruhi dan pemanfaatannya sudah cukup bagus untuk semua kelompok. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat bahwa program bidan di desa dan program penyerta lainnya belum memperoleh hasil yang akseleratif. Perbedaan antara perkotaan dan perdesaan cukup jauh pada seluruh regional kecuali Bali. Dengan demikian perlu meninjau kembali tugas pokok, fungsi, dan penempatan bidan di perdesaan. Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah memprioritaskan program akseleratif dengan mempertimbangkan karakteristik daerah dan urutan sebagai berikut: Nusa Tenggara dan Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Bali. Kelompok ekonomi kurang mampu, pendidikan rendah, tinggal di perdesaan, serta bekerja di pertanian juga harus mendapat perhatian tersendiri untuk intervensinya.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: DELIVERY; Penolong persalinan
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WQ Obstetrics > WQ 400-450 Obstetric Surgical Procedures
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Teknologi Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:26
Last Modified: 15 Nov 2017 08:20
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/157

Actions (login required)

View Item View Item