REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Penggunaan Genotyping untuk Menentukan Resistensi Parasit terhadap Obat Anti Malaria

Salwati, Ervi (2001) Penggunaan Genotyping untuk Menentukan Resistensi Parasit terhadap Obat Anti Malaria. Project Report. Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD.

Full text not available from this repository.

Abstract

Resistensi parasit malaria Plasmodium falciparum terhadap obat anti malaria (Klorokuin) merupakan kendala dalam upaya pemberantasan penyakit malaria. Selama ini resistensi parasit malaria dilakukan secara in vivo yaitu evaluasi di lapangan selama 28 hari berdasarkan pengamatan secara mikroskopis atau dengan kata lain dibutuhkan waktu 28 hari untuk menentukan pengobatan secara tepat. Belakangan ini dengan kemajuan teknologi dan pendekatan biologi moleculer telah dikembangan suatu teknik penggunaan Polymerase Chain Reaction (PCR) yaitu metode memperbanyak (amplifikasi) DNA (Dioxy Nuclic Acid) secara in vitro. Dengan teknik ini pendekatan terhadap resistensi dilakukan dengan mendeteksi gen pada parasit (gen PfCRT= Plasmodium falciparum Chain Reaction Technic) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya resistensi klorokuin. Resistensi klorokuin pada P. falciparum dihubungkan dengan adanya mutasi gen pada daerah "PfCRT" yang terdeteksi dengan menggunakan enzim restriksi. Jika enzim tidak berhasil memotong DNA, berarti ada mutasi (disebut resisten), sehingga apabila divisualisasikan dengan elektroforesis akan terlihat posisi pita DNA tetap. Sebaliknya jika terjadi pemotongan , parasit berarti sensitif dan dengan elektroforesis posisinya berubah. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui status parasit (resisten/sensitif) dan membandingkannya dengan pemeriksaan mikroskopis (in vivo) di lapangan. Telah dilakukan penelitian terhadap 20 orang penderita malaria P. falciparum berumur 10-75 tahun. Penderita diberikan obat klorokuin selama 3 hari berturut-turut (menurut standard WHO). Sampel darah diambil dari ujung jari sebelum minum obat (HO) dan sesudah minum obat pada hari ke 7; 14 dan 28 untuk pemeriksaan mikroskopis dan PCR. Hasil pemeriksaan dari 20 sampel dengan PCR menunjukkan 19 (95%) sampel resisten sedangkan dengan mikroskopis 15 (75%). Sensitivitas deteksi "PfCRT" adalah 100% dan spesifitas 20%. Dengan rendahnya spesifisitas yang didapat mungkin perlu dikaji ulang untuk penggunaan "PfCRT" sebagai penanda resistensi klorokuin.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Plasmodium falciparum; Obat Antimalaria; Resistensi parasit; Polymerase Chain Reaction; Plasmodium falciparum Chain Reaction Technic; Abstrak Penelitian Kesehatan
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QX Parasitology > QX 1-45 Reference Works. General Works
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 09 Nov 2017 04:49
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1561

Actions (login required)

View Item View Item