Penentuan Pola Tarif Puskesmas dengan Perhitungan Unit Cost di Kabupaten Serang Propinsi Jawa Barat

Trisnowibowo, Hendrianto (2002) Penentuan Pola Tarif Puskesmas dengan Perhitungan Unit Cost di Kabupaten Serang Propinsi Jawa Barat. Warta Litbang Kesehatan.

Abstract

Daerah Tingkat II Serang Propinsi Jawa Barat adalah daerah pintu gerbang pulau Jawa dari arah Sumatera. Selama ini belum pernah dilakukan analisis biaya yang akan menghasilkan perkiraan biaya satuan untuk dipakai sebagai dasar penyesuaian tarif serta pertimbangan untuk penyelenggaraan sistem pra upaya. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis biaya terhadap tiga Puskesmas yaitu Puskesmas Tunjung Teja, Puskesmas Kragilan dan Puskesmas Serang Kota. Didapatkan bahwa komponen biaya yang paling besar adalah biaya gaji, biaya obat dan bahan habis pakai sedang unit produksi yang mempunyai biaya paling besar adalah Balai Pengobatan (BP) dan perawatan (khusus Puskesmas Kragilan). Untuk menghitung biaya satuan maka dilakukan dua kali perhitungan, yang pertama adalah dengan memperhitungkan biaya gaji dan investasi sedangkan yang kedua tanpa memperhitungkan biaya gaji dan investasi. Dari hasil perhitungan unit cost didapatkan hasil yang sangat bervariasi. Apabila memperhitung-kan biaya gaji dan investasi maka unit cost akan menjadi besar sekali sehingga Puskesmas tidak mampu menutup biaya yang dikeluarkannya sedangkan apabila tidak memperhitungkan biaya gaji dan investasi unit cost relatif menjadi jauh lebih kecil. Secara keseluruhan apabila memperhitungkan biaya gaji dan investasi maka kemampuan menutup biaya Puskesmas setelah ditambah dengan pendapatan lain (leges dan DIP) maka CRR untuk Puskesmas Tunjung Tega 76,69%, Puskesmas Kragilan 58,19% dan Puskesmas Serang Kota adalah 4 7,88%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ketiga Puskesmas tersebut tidak akan mampu untuk menutup biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan kegiatannya apabila menyertakan biaya gaji dan investasi. Keadaan ini terutama disebabkan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan untuk gaji. Secara keseluruhan kemampuan menutup biaya Puskesmas setelah ditambah dengan pendapatan lain (leges dan DIP) maka CRR untuk Puskesmas Tunjung Tega 168,87%, Puskesmas Kragilan 131,58% dan Puskesmas Serang Kota adalah 88,87%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Puskesmas Tunjung Tega dan Puskesmas Kragilan mampu untuk menutup biaya yang dikeluarkan Puskesmas dalam menjalankan kegiatannya meskipun tanpa menyertakan biaya gaji dan investasi sedangkan untuk Puskesmas Serang Kota kurang mampu untuk menutup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk operasional dan perawatan Puskesmas. Sehubungan dengan keadaan ini, subsidi gaji masih tetap diperlukan untuk menutup biaya total Puskesmas. Tarif perlu disesuaikan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat terutama kemauan dan kemampuan masyarakat untuk membayar pelayanan. Di samping itu peningkatan mutu pelayanan serta permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas harus diperhatikan karena apabila permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas rendah maka kebijakan untuk menyesuaikan tarif adalah kebijakan yang sia-sia. Jenis penyakit termahal pada masing-masing Puskesmas sangat bervariasi, apabila dihitung Full Cost maka untuk seluruh Puskesmas adalah tindakan medik. Bervariasinya pada perhitungan pertama adalah karena tidak dilakukan dengan perhitungan RVU (membagi langsung total biaya dengan output), sedang pada perhitungan kedua dilakukan dengan menghitung RVU yang relatif sama serta menggunakan pembanding adalah tarif yang juga berlaku sama.

Actions (login required)

View Item