REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Resistensi P. falciparum terhadap Pyrimethamine dan Fansidar di Indonesia
A.M., Harijani (1984) Resistensi P. falciparum terhadap Pyrimethamine dan Fansidar di Indonesia. Project Report. Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD.
Full text not available from this repository.Abstract
Resisten P. falciparum (P.f) terhadap klorokuin telah ditemukan di 22 propinsi di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini Ditjen PPM-PLP akan menggunakan Fansidar yang merupakan kombinasi Pyrimethamine dan Sulphadoxine. Mengingat bahwa beberapa negara tetangga di Asia Tenggra resisten P. falciparum terhadap Fansidar telah tersebar luas dan di Indonesia sendiri telah dilaporkan adanya kasus resistensi serupa di Irian Jaya dan Timor Timur, maka penelitian dilakukan di 7 propinsi yaitu Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Aceh , Sumatera Utara , Riau dan Flores. Tes dilakukan dengan cara in vivo ( hanya terhadap Fansidar, sesuai dengan 7 days field test WHO) dan secara in vitro (modifikasi cara Nguyen Dinh P.dkk 1982 dan Rickman KH. 1983). Tes in vitro tersebut menggunakan media sebagai berikut : RPM 1-1640 tanpa PABA 10,4 gr, ditambah PABA 25 ug, folic acid 10 ug, HEPES buffer 5,94 gr, NAHCO3 5% 42 ml garamycine 4 mg , didalam setiap 1000 ml aqua bidest. Kepekatan pyrimethamine (p) yang dipakai adalah : 0,001 u mol/ liter, 0,003 u mol/ liter, 0,01 u mol /liter, 0,03 u mol / liter, 0,1 u mol/liter, 0,3 u mol/ liter dan 1,0 u mol/liter, sedangkan untuk kombinasi pyrimethamine/ Sulphadoxine (P/S) dipakai perbandingan P:S = 1 : 500. Batas untuk kritaria resisten ialah kepekatan 0,03 u mol/ liter untuk P dan 0,3 U mol P/150 u mol S, untuk kombinasi P/S. Untuk kontrol dipakai batasan jumlah schizont 20 per 300 leukosit. Secara in vivo di temukan 15 kasus resisten terhadap Fansidar di Jawa Tengah (9 RI, 5 R II dan 1 R III) dan kasus yang sama di Sulawesi Selatan (1 RI). Sedangkan di Lampung di ketemukan 1 kasus dimana parasit baru hilang pada hari 5 (kepekaan terhadap Fansidar rendah). Jumlah tes adalah : Jawa Tengah 102, Sulawesi Selatan 42, Lampung 3, Flores 5, Aceh 37, Sumatera Utara 12, Riau 39. Dari hasil tes secara in vitro terlihat bahwa di semua daerah penelitian ditemukan bahwa Plasmodium falciparum tidak terhambat pertumbuhannya oleh Pyrimethamine maupun pyrimethamine/sulphadoxine (kecuali di Flores, dimana hanya berhasil dites 1 orang dan masih sensitif terhadap P/S).
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pyrimethamine; Fansidar; Resisten P. falciparum; Abstrak Penelitian Kesehatan |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QX Parasitology > QX 50-151 Unicellular Eukaryota |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:29 |
Last Modified: | 23 Oct 2017 06:57 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1533 |
Actions (login required)
View Item |