REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Dampak Kebisingan terhadap Status Pendengaran Karyawan Bagian Diesel R.S. di Yogyakarta

Sukar, Sukar (2000) Dampak Kebisingan terhadap Status Pendengaran Karyawan Bagian Diesel R.S. di Yogyakarta. Project Report. Center for Research and Development of Health Ecology, NIHRD.

Full text not available from this repository.

Abstract

Permenkes No. 986/1992 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit menentukan bahwa tingkat kebisingan di setiap kamar/ruang berdasarkan fungsinya harus memenuhi persyaratan kehatan. Ruang cuci/binatu atau laundry, dapur dan ruang penyediaan air panas/dingin (ketel). Maksimum tingkat kebisingan adalah 78 dBA. Sedangkan hasil pengukuran tingkat kebisingan di ruang-ruang tersebut berkisar antara 80-88 dBA. Berarti tingkat kebisingan di ruang tersebut telah melebihi batas maksimum yang ditentukan. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan perbedaan PTP karyawan terpapar kebisingan (kasus) dan tidak terpapar kebisingan (kontrol) dan menentukan hubungan antara PTP dan tingkat kebisingan, lama terpapar dan umur. Disain penelitian adalah cross sectional dengan populasi semua karyawan Bagian Ketel dan Cuci (kasus) dan Bagian Umum/Administrasi (kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Observasi meliputi pengukuran tingkat kebisingan dan penurunan tajam pendengaran sedangkan wawancara untuk mengetahui lama terpapar (lama kerja) dan umur. Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan sound level meter dan pengukuran penurunan tajam pendengaran menggunakan audiometer selanjutnya data diolah dengan t-test, chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna penurunan tajam pendengaran antara kasus dan kontrol di telinga kanan pada frekuensi 250, 500 dan 1.000 Hz dan telinga kiri pada frekuensi 250 dan 500 Hz. Ada hubungan bermakna antara PTP dengan tingkat kebisingan telinga kanan pada frekuensi 250 dan 500 Hz dengan OR masing-masing 5,7 dan 5,14 dan telinga kiri pada frekuensi 250 dan 4.000 Hz dengan OR 4,5 dan 2,8. Tidak terdapat risiko antara PTP dengan lama terpapar telinga kanan pada frekuensi 1.000 Hz dengan OR 32 dan telinga kiri 1.000 dan 4.000 Hz dengan OR masing-masing sama yaitu 0,84. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan penurunan tajam pendengaran antara kasus dan kontrol pada frekuensi rendah dan ada hubungan antara penurunan tajam pendengaran dengan tingkat kebisingan lama terpapar pada frekuensi rendah.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: kebisingan; audiometer; sound level; Abstrak Penelitian Kesehatan
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WA Public Health > WA 670-847 Sanitation. Environmental Control
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Center for Research and Development of Health Ecology, NIHRD
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 10 Nov 2017 06:35
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1483

Actions (login required)

View Item View Item