REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pengembangan Model Pemberantasan Malaria di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat (1)
Sukowati, Supratman (2000) Pengembangan Model Pemberantasan Malaria di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat (1). Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan.
Full text not available from this repository.Abstract
Mulai bulan Juli 2000 sampai dengan bulan Desember 2000 telah dilakukan penelitian pengembangan metode pemberantasan malaria di daerah Lombok, NTB. Pengumpulan spesimen vektor malaria (dewasa dan larva) di dua wilayah penelitian yaitu Sayong dan Longlongan. Pengumpulan spesimen dilakukan dua kali sebulan selama 6 bulan untuk masing-masing daerah penelitian. Survei parasitologi dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi penduduk di daerah penelitian dan survei sosial anthropologi dilakukan wawancara kepada masyarakat di daerah penelitian sebelum dan sesudah intervensi. Tujuan penelitian adalah menemukan metode pemberantasan malaria di daerah Lombok secara tepat guna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Sayong tertangkap sepuluh spesies Anopheles yaitu An. vagus, An. subpictus, An. aconitus, An. minimus, An. indefinitus, An. annularis, An. barbirostris, An. kochi, An. flavirostris dan An. tesselatus. Di Longlongan ditemukan sembilan spesies Anopheles yaitu yaitu An. vagus, An. subpictus, An. aconitus, An. minimus, An. annularis, An. barbirostris, An. kochi, An. flavirostris dan An. tesselatus. Vektor malaria yang dominan di Sayong dan Longlongan adalah An. subpictus. Habitat pradewasa nyamuk An. subpictus di Sayong adalah tambak dan saluran irigasi, di sekitar tambak yang banyak ditumbuhi oleh algae, lumut dan rumput dengan kisaran salinitas 5‰-35‰; sedangkan di Longlongan tempat perkembang-biakannya adalah sawah, sungai, kobakan air, saluran irigasi yang banyak ditumbuhi oleh algae dan gulma air yang lain seperti rumput dan eceng gondok dengan kisaran salinitas 10‰ - 35‰. Spesies tersebut menggigit orang di dalam dan di luar rumah namun demikian mereka cenderung lebih bersifat exofagik dan exofilik. Dari pemeriksaan ELISA menunjukkan bahwa vektor malaria An. subpictus positif terhadap Plasmodium palciparum maupun Plasmodium vivax. Malariometrik survei (MS) menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan darah di Sayong dari 200 slide yang diperiksa, empat orang positif (parasite ratenya 2%) sebelum intervensi, setelah intervensi PR menjadi 1,6% sedangkan di Longlongan dari 250 slide yang positif 18 orang (PR-nya 9%) sebelum intervensi dan PR 3,6% setelah intervensi. Telah diwawancara 100 responden dari penduduk di Sayong dan 100 responden dari penduduk di Longlongan sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi yang dilakukan di daerah Sayong menunjukkan telah terjadi peningkatan baik pengetahuan, sikap maupun perilaku masyarakat tentang malaria. Pengetahuan tentang tanda-tanda sakit malaria meningkat dari 70,3% menjadi 91,7%; pengetahuan tentang nyamuk malaria meningkat dari 63,4% menjadi 93,2%; pengetahuan tentang penularan malaria melalui gigitan nyamuk meningkat dari 27,7% menjadi 50,7%. Perilaku/tindakan untuk berobat bila sakit panas dibawa ke Puskesmas meningkat dari 69,3% menjadi 93,6%; tindakan pertama bila sakit malaria dibawa ke Puskesmas juga meningkat diatas 63,3%. Juga terjadi peningkatan dalam penggunaan kelambu sebagai pencegahan dan penggunaan obat modern/khlorokuin untuk pengobatan malaria.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | malaria; Abstrak Penelitian Kesehatan |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:29 |
Last Modified: | 10 Nov 2017 04:31 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1461 |
Actions (login required)
View Item |