REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

DETEKSI DAN SPESIASI PARASIT MALARIA SAMPEL MONITORING PENGOBATAN DIHYDROARTEMISININPIPERAQUINE DI KALIMANTAN DAN SULAWESI: MIKROSKOPIS VS POLYMERASE CHAIN REACTION

Herman, Reni and Ariyanti, Endah and Salwati, Ervi and Delima, Delima (2011) DETEKSI DAN SPESIASI PARASIT MALARIA SAMPEL MONITORING PENGOBATAN DIHYDROARTEMISININPIPERAQUINE DI KALIMANTAN DAN SULAWESI: MIKROSKOPIS VS POLYMERASE CHAIN REACTION. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 21 (3). ISSN 0853-9987

[thumbnail of 91-170-1-SM.pdf]
Preview
Text
91-170-1-SM.pdf - Published Version

Download (953kB) | Preview

Abstract

Pada monitoring pengobatan malaria dengan Dihydroartemisinin-piperaquine (DHP),cek silang mikroskopis dan Polymerase Chain Reaction (PCR) dilakukan untuk memvalidasi hasil pemeriksaan di laboratorium lapangan. Penelitian ini menggunakan sediaan darah jari dari subyek dengan diagnosis malaria pada monitoring pengobatan malaria dengan DHP di Kalimantan dan Sulawesi. Sampel diambil pada hari 0, dibuat sediaan apus darah pada kaca benda dan sediaan tetes darah (Blood spot) pada kertas saring. Terhadap sediaan apus darah dilakukan pemeriksaan mikroskopis, dan terhadap sediaan tetes darah dilakukan pemeriksaan PCR. Metode PCR yang digunakan adalah multiplex single round Polymerase Chain Reaction yang telah dimodifikasi, pemeriksaan masing-masing spesies dilakukan pada tabung yang berbeda untuk membedakan spesies P.falciparum atau P. Vivax. Target amplifikasi DNA adalah gen species-specific sequences pada small-subunit ribosomal RNA (SSUrRNA),300 bp untuk P.falciparum dan P.vivax. P.falciparum dan P.vivax diidentifikasi pada 229 sampel berupa sediaan apus darah pada kaca benda dan blood spot. Hasil identifikasi dengan mikroskopis dan PCR, sampel positif 93,4% dan negatif 6,6% dengan sensitifitas 99% dan spesifisitas 93,3%. Sensitifitas dan spesifisitas P.falciparum adalah 92% dan 99%, P.vivax 97% dan 94%, dihitung dengan PCR sebagai baku standar. Terdapat perbedaan hasil pemeriksaan terhadap 5 sampel, yaitu dengan pemeriksaan mikroskopis diidentifikasi sebagai P.vivax sementara pada pemeriksaan PCR sebagai P.falciparum. Pada penelitian ini, hasil identifikasi parasit dengan mikroskopis sama dengan hasil identifikasi dengan PCR, namun berbeda pada penentuan jenis parasit. Secara umum kemampuan tenaga mikroskopis pusat untuk menegakkan diagnosis malaria sudah sangat baik, namun untuk penentuan jenis Plasmodium masih memerlukan konfirmasi PCR.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: MALARIA, MICROSCOPIC, PCR, PLASMODIUM FALCIFARUM, PLASMODIUM VIVAX; Malaria, mikroskopis, PCR, Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 20 Nov 2017 18:57
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1317

Actions (login required)

View Item View Item