REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
KELUHAN DAN KEPATUHAN PENDERITA MALARIA TERHADAP PENGOBATAN MALARIA ARTESUNATAMODIAKUIN DI KALIMANTAN DAN SULAWESI
Raini, Mariana and Gitawati, Retno and Isnawati, Ani and Tjitra, Emiliana (2011) KELUHAN DAN KEPATUHAN PENDERITA MALARIA TERHADAP PENGOBATAN MALARIA ARTESUNATAMODIAKUIN DI KALIMANTAN DAN SULAWESI. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 21 (3). ISSN 0853-9987
Preview |
Text
92-172-1-SM.pdf - Published Version Download (219kB) | Preview |
Abstract
Resistensi obat merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, khususnya dalam pengendalian penyakit menular termasuk program pemberantasan malaria di Indonesia. Sejak tahun 2004, Program Pemberantasan Malaria menggunakan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) yaitu kombinasi Artesunat dan Amodiakuin (AS+AQ) untuk pengobatan malaria falciparum dan vivax tanpa komplikasi sebagai pengganti obat malaria klorokuin yang telah resisten. Sejak itu implementasi AS+AQ belum pernah dievaluasi. Telah dilaporkan bahwa cakupan AS+AQ adalah 33,7% kemungkinan karena ketidakpatuhan pasien akibat keluhan yang ditimbulkan dan formula obat yang tidak tunggal (fixed dose). Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi keluhan dan kepatuhan subyek yang mendapatkan pengobatan AS+AQ pada penderita malaria falciparum, vivax dan campuran falciparumvivax di puskesmas sentinel di Kalimantan dan Sulawesi. Desain penelitian adalah potong lintangmelibatkan 99 subyek malaria dewasa (usia 15 tahun) yang diobati dengan AS+AQ (Artesunat- Amodiakuin) selama 3 hari sesuai dengan pedoman. Upaya tindak lanjut (follow up) kepada subyek dilakukan pada hari ke 3 (H3), hari ke 7 (H7) dan hari ke 28 (H28) setelah minum AS+AQ. Di samping itu, dilakukan wawancara mendalam (kualitatif) pada sejumlah subyek dan tenaga kesehatan untuk menilai Pengetahuan Sikap dan Perilaku (PSP) terhadap kepatuhan pengobatan AS+AQ. Hasil penelitian : Sebagian besar subyek (92,9 %) menyelesaikan terapi dan 7,1% drop out dari penelitian; dua subyek diantaranya mengalami Serious Adverse Events (SAE), empat subyek mengalami keluhan yang tidak dapat ditolerir dan dua subyek tidak datang pada kunjungan ulang yang telah ditetapkan jadwalnya. Meskipun 84,1% mengalami keluhan setelah minum AS+AQ, namun keluhan bersifat ringan-sedang, masih dapat ditolerir dan jauh berkurang setelah 1 minggu pengobatan. Kesimpulan : pengobatan AS+AQ selama 3 hari relatif masih dapat ditoleransi dan kepatuhan subyek minum obat masih cukup baik.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | MALARIA, ACT, ARTESUNAT-AMODIAKUIN; malaria, ACT, artesunat-amodiakuin |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:29 |
Last Modified: | 20 Nov 2017 19:05 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1316 |
Actions (login required)
View Item |