REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
EFEKTIFITAS LARVASIDA ALTOSID® 1,3 G TERHADAP Aedes aegypti di LABORATORIUM *
Prawoto, Shinta and Ariati, Yusniar and Wigati, Wigati and Sukowati, Supratman (2011) EFEKTIFITAS LARVASIDA ALTOSID® 1,3 G TERHADAP Aedes aegypti di LABORATORIUM *. Buletin Penelitian Kesehatan, 39 (3). ISSN 0125-9695
Preview |
Text
46-85-1-SM.pdf - Published Version Download (256kB) | Preview |
Abstract
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit tular vektor (vector born diseases) yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesiajumlah kasus DBD setiap tahun cenderung meningkat dan penyebarannya semakin meluas. Program pengendalian DBD masih perlu disempurnakan karena angka kesakitan dan kematian masih tinggi. Salah satu upaya pengendalian yang dilakukan adalah penggunaan larvasida. Untuk keperluan tersebut, telah dilakukan uji efektifitas larvasida Altosid® 1,3 G terhadap vektor DBD, Aedes aegypti dalam konsentrasi 2,5%, 4% dan 5%. Uji ini dilakukan di laboratorium berdasarkan buku petunjuk uji dari WHO. Hasil: dengan Altosid konsentrasi 2,5%, lethal concentration (LC) 50% larva adalah 2,1 dan LC 95% adalah 5,5. Lethal time (LT) 50% adalah 8,0 dan LT 95% adalah 12,5. Dengan Altosid konsentrasi 4%, LT 50% adalah 6,5 dan LT 95% adalah 12,5. Dan dengan Altosit konsentrasi 5,0%, LT 50% adalah 6,7 dan LT 95% adalah 9,6. Pada konsentrasi 2,5%, terjadi kematian larva sebesar 6,4%. Pada konsentrasi 4%, dihari kedelapan sebanyak 84,8% larva berubah menjadi pupa, namun hanya 11,2% yang menjadi nyamuk dan mati karena pertumbuhan yang tidak normal. Pada konsentrasi 5% ada 72% pupa yang terbentuk, 10,4% diantaranya dapat meneruskan perkembangannya menjadi nyamuk, juga mati karena pertumbuhan tidak normal, sedangkan pupa yang dalam perkembangannya sudah terlihat tidak normal mengalami kematian sebelum menjadi nyamuk. Ketidaknormalan pupa disebabkan larvisida berfungsi sebagai hormon tiruan yang mengatur pertumbuhan pada stadium larva (IGR-Insect Growth Regulator). Mekanisme kerja hormon ini tidak mematikan nyamuk secara langsung namun menghambat terbentuknya chytine sehingga pupa tidak dapat menjadi nyamuk atau menghasilkan nyamuk tetapi tidak normal.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ae. aegypti, Altosid, laboratorium |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QX Parasitology > QX 500-675 Insects. Other Parasites |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:29 |
Last Modified: | 21 Nov 2017 07:24 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1286 |
Actions (login required)
View Item |