REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penderita Filariasis malayi Selama Pelaksanaan Pengobatan di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

Anorital, Anorital and Dewi, Rita Marleta (2004) Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penderita Filariasis malayi Selama Pelaksanaan Pengobatan di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 14 (4). ISSN 0853-9987

[thumbnail of 1114-1893-1-PB.pdf]
Preview
Text
1114-1893-1-PB.pdf - Published Version

Download (705kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahun, sikap, dan perilaku para penderita filariasis malayi yang sedang menjalani pengobatan. Kabupaten Tabalong dipilih sebagai daerah pelaksanaan penelitian karena pada wilayah ini filariasis merupakan penyakit endemis pada beberapa desa dan mayoritas penduduk terdiri atas suku Banjar dan Daya Maanyan. Penelitian dilaksanakan secara prospektif yaitu dengan cara mencari kasus melalui mikrofilariasis survei. Penderita yang ada selanjutnya diberi pengobatan selama 3 bulan dan sebelum pemberian obat, penderita diwawancarai untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mereka terhadap penyakit filaria. Selama pemberian obat, penderita diikuti dan dicatat perilaku mereka terhadap reaksi samping pengobatan dan berbagai faktor yang terkait dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Sebelum dan selama masa pemberian obat (3 bulan) tidak dilakukan intervensi yang berupa penyuluhan. Dari survei ini diperoleh 46 kasus mikrofilaremia yang akan menjadi subyek penelitian (SP), namun jumlah kasus/subyek penelitian yang dapat dianalisis adalah 42 kasus/SP karena 4 kasus/SP mengundurkan diri sebelum masa pengobatan selesai. Hasil penelitian menunjukan bahwa 58,7% kasus berpendidikan dibawah SD (tamat SD, tidak tamat, dan tidak sekolah), dan 73,9% sebagai petani. Dari aspek pengetahuan dan sikap diketahui bahwa kasus/SP menyatakan bahwa penyebab kaki gajah adalah karena menginjak daerah terlarang (50,0%), dan jika sakit kasus/SP berobat kepetugas kesehatan/Puskesmas (52,2%) sedangkan jika kaki telah membesar kasus/SP menyatakan bahwa hanya dengan pengobatan modern kaki gajah dapat diobati (82,6%). Untuk mencegah gigitan nyamuk hanya 15,2% dari kasus/SP yang tidur tidak menggunakan kelambu atau obat nyamuk bakar. Bagi kasus/SP yang bekerja sebagai petani penyadap karet untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan menggunakan baju lengan panjang adalah 38,2%. Sebelum pelaksanaan pengobatan, gejala/keluhan demam (52,4%), cepat lelah (69,0%), dan pegal linu (64,3%) merupakan gejala/keluhan yang umum diderita oleh kasus/SP. Setelah dimulai pengobatan, demam(76,2%) dan nyeri otot (26,2%) merupakan gejala efek samping pengobatan. Gejala efek samping/reaksi pengobatan yang paling banyak terjadi pada SP adalah setelah minum obat pertama kali (42,9%), namun setelah minum obat yang kedua, ketiga dan seterusnya gejala efek samping/reaksi pengobatan semakin berkurang. Dari penelitian ini disarankan bahwa faktor pengetahuan, sikap, dan perilaku para penderita yang positif mikrofilaria merupakan faktor penting yang perlu diketahui dan diidentifikasi agar pelaksanaan pengobatan dapat berjalan sampai selesai. Selain itu selama pelaksanaan pengobatan, advokasi(pendampingan) yang dilakukan oleh para petugas pemberiobat dapat menjelaskan efek samping/reaksi pengobatan yang akan timbul dan sampai tahap pengobatan tertentu efek samping/reaksi pengobatan akan semakin berkurang.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Perilaku; Filariasis malayi; mikrofilaremia; kaki gajah; Media Litbang Kesehatan;P5-BPPK
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 21 Nov 2017 04:03
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1222

Actions (login required)

View Item View Item