REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Potensi Lembaga Keagamaan dan Posyandu dalam Mengentaskan Masalah Kekurangan Energi Protein Nyata pada Anak Usia 3-5 Tahun di Pedesaan

Tjukarni, Trintrin (2002) Potensi Lembaga Keagamaan dan Posyandu dalam Mengentaskan Masalah Kekurangan Energi Protein Nyata pada Anak Usia 3-5 Tahun di Pedesaan. Warta Litbang Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Upaya penanggulangan dan pemulihan Kekurangan Energi Protein (KEP) nyata dilaksanakan dengan Program Makanan Tambahan (PMT) yang diberikan kepada penderita setiap hari selama sembilan puluh hari. Pelaksanaan di lapangan tidak dapat mencakup semua penderita Kekurangan Energi Protein nyata dan cara pemberian tidak tepat. Fatayat NU (organisasi wanita muda NU) terlibat dalam penanggu1angan gizi ini yaitu dengan melakukan penyuluhan dan pembagian kapsul vitamin A pada balita. Penelitian ini bertujuan menggali dan mengembangkan sadar gizi masyarakat melalui keterpaduan tokoh masyarakat, potensi lembaga keagamaan dan kader Posyandu dalam mengentas-kan KEP nyata pada anak usia 3-5 tahun. Penelitian dilakukan di empat desa di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dua desa pertama adalah desa perlakuan dan dua desa lainnya sebagai kontrol. Dari setiap desa diambil tiga Posyandu sebagai lokasi penelitian. Disain penelitian adalah kuasi-eksperimen dengan menggunakan non-randomized pre-test dan post-test kontrol group. Perlakuan yang dikerjakan adalah menggerakkan masyarakat melaksanakan pemberian makanan tambahan secara swadaya dan penyuluhan gizi untuk meningkatkan keadaan gizi anak usia 3-5 tahun yang menderita KEP. Kepada setiap kelompok perlakuan diberikan pelatihan pengentasan KEP pada anak Balita serta biaya pemberian makanan tambahan selama tiga puluh hari. Sampel penelitian adalah (1) kelompok masyarakat yang diharapkan dapat mengen-taskan masalah KEP nyata, yaitu kader Posyandu, tokoh agama, tokoh masyarakat, ibu-ibu PKK serta pamong desa dan (2) pengguna Posyandu yang terdiri dari Balita KEP nyata beserta ibunya. Dari enam Posyandu yang diberi perlakuan, dua Posyandu berhasil melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara swadaya selama enam puluh hari setelah dana PMT dari penelitian habis. Dana PMT swadaya pada Posyandu pertama diperoleh dari sumbangan fatayat NU, majelis ta'lim ibu-ibu dan kas desa, sedangkan di Posyandu kedua dana diperoleh dari pengumpulan beras jimpitan. Di empat Posyandu perlakuan lainnya tidak memberikan PMT secara swadaya, karena belum dilakukan pembicaraan mengenai pencarian dana untuk PMT dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Setelah dana penelitian habis, penyuluhan gizi dilakukan secara intensif hanya pada Posyandu yang memberikan PMT secara swadaya. Penelitian dapat meningkatkan pengetahuan gizi umum dan KEP kader gizi serta tokoh masyarakat. Sikap tokoh masyarakat dan kader Posyandu, sebagian besar setuju dan bersedia membantu kegiatan pengentasan KEP pada anak balita dengan pemberian makanan tambahan dan penyuluhan, serta yakin PMT dapat membantu memulihkan kesehatan anak balita KEP. Penggunaan dana Zakat, Infak dan Sodakoh (ZIS) untuk kegiatan pengentasan KEP hanya disetujui oleh sebagian tokoh masyarakat dan kader Posyandu, karena sudah adanya aturan sendiri. Tokoh masyarakat ikut membantu pelaksanaan pengentasan KEP dalam kegiatan penyuluhan, penyelenggaraan PMT dan pencarian dana. Penyuluhan gizi yang dilakukan oleh kader Posyandu dan tokoh masyarakat dalam kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu Balita KEP serta konsumsi protein anak balitanya. Perubahan status gizi anak balita KEP pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak banyak berbeda. Kenaikan berat badan anak Balita KEP yang diberi PMT selama sembilan puluh hari lebih besar dibandingkan dengan yang diberi PMT tiga puluh hari. PMT memberikan rata-rata asupan energi antara 154-289 kalori dan protein sebesar 4,5-7,2 gram per porsi. Jenis makanan yang diberikan yaitu berupa kue-kue, goreng-gorengan telur, mie goreng atau rebus, nasi dan lauk pauk buah-buahan, bubur dan kolak. PMT didistribusikan dengan cara diantarkan ke rumah Balita oleh petugas, atau diambil oleh ibu Balita di rumah petugas. Penyuluhan gizi kepada ibu Balita dilakukan oleh petugas pada saat memberikan PMT.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: kekurangan energi protein; balita; lembaga keagamaan; Warta Litbang Kesehatan; GIZI-BPPK
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WA Public Health > WA 525-590 Health Administration and Organization
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 24 Nov 2017 09:31
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1093

Actions (login required)

View Item View Item