REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Utilisasi Autoanalyzer di Jawa Timur
Astuti, Wahyu Dwi (2002) Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Utilisasi Autoanalyzer di Jawa Timur. Warta Litbang Kesehatan.
Full text not available from this repository.Abstract
Autoanalyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak. Hasil Studi Pemanfaatan Alat Kedokteran Canggih oleh PPEK di Jakarta tahun 1991 menunjukkan bahwa utilisasi dari alat Biochemical Analyzer adalah 46,41 %. Di negara maju penggunaan teknologi canggih sudah mulai menimbulkan permasalahan, yaitu terjadi peningkatan biaya pelayanan kesehatan, pemakaian alat kedokteran canggih (baik laboratorium maupun radiologi) yang menyerap dua puluh persen dari biaya tota1 pelayanan kesehatan. Autoanaliser merupakan alat canggih yang memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang sangat tinggi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meng-analisis faktor-faktor yang berkaitan dengan utilisasi autoanalyzer Tujuan Khusus: 1. Menghitung tingkat utilisasi autoanalyzer; 2. Identfikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap utilisasi dari sisi kelembagaan dan karakteristik; 3. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap utilisasi dari sisi klinisi; 4. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi utilisasi autoanalyzer dari sisi pasien; 5. Identifikasi hasil pemeriksaan laboratorium dalam manajemen penyakit. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Data diolah secara deskriptif. Autoanalyzer yang diteliti adalah biochemical analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa autoanalyzer yang banyak diminati adalah merek Hitachi (62,5%). Pasien yang menggunakan autoanalyzer 62% pasien rawat jalan. Biaya pemeriksaan 63,3% berasal dari uang saku pasien sendiri, yang ditanggung Askes 25,8%. Ha1 ini menunjukkan bahwa sistem pembiayaan masih menggunakan sistem fee for service. Biaya pemeriksaan yang ditanggung Askes pada umumnya menggunakan jasa laboratorium rumah sakit pemerintah. Pemeriksaan laboratorium di rumah sakit pemerintah pada umumnya atas anjuran dari dokter yang merawat. Pendapat klinisi pengguna jasa laboratorium hanya 30,4% klinisi yang menyatakan perlu konfirmasi hasil pemeriksaan kepada ahli patologi klinik. Penghitungan utilisasi didasarkan pada tingkat kemampuan alat da1am menyajikan data pemeriksaan perkapita dari alat. Utilisasi autoanalyzer di rumah sakit pemerintah 57 % dengan idle time alat 1248 jam/tahun, sedangkan utilisasi di rumah sakit swasta rendah. Tarip beberapa parameter di laborato-rium rumah sakit pemerintah lebih rendah dari tarip laboratorium swasta. Sa1ah satu contoh tarip pemeriksaan glukosa di laboratorium swasta lebih ma-hal dibanding tarip di laboratorium pemerintah. Tarif di laboratorium pemerintah biasanya sudah ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kesehatan atau Pemerintah Daerah. Tarif yang ditetapkan pemerintah umumnya mempunyai cost recovery (pemulihan biaya) yang rendah, karena mendapat subsidi. Kesimpulannya utilisasi autoanalyzer masih dibawah 60%. Biaya pemeriksaan laboratorium masih sistem fee for service .
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | autoanalysis; utilisasi; biochemical analyzer; Warta Litbang Kesehatan; YANTEKES-BPPK |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WX Hospitals and Other Health Facilities > WX 140-147 Facility Design and Construction. Equipment |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:29 |
Last Modified: | 24 Nov 2017 10:04 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1089 |
Actions (login required)
View Item |