REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Gambaran Kesehatan Lingkungan Masyarakat Dusun Eti di Pulau Seram, Maluku Tengah
Zalbawi, Sunanti and Rachmalina, Rachmalina (2002) Gambaran Kesehatan Lingkungan Masyarakat Dusun Eti di Pulau Seram, Maluku Tengah. Jurnal Ekologi Kesehatan, 1 (2). ISSN 1412-4025
Preview |
Text
1315-1256-1-PB.pdf - Published Version Download (600kB) | Preview |
Abstract
Penelitian etnografis kesehatan di kepulauan Maluku telah dilaksanakan pada tahun 1995. Dengan tujuan mengkaji faktor-faktor sosial budaya dalam pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di Propinsi Maluku. Dan hasilnya antara lain mengenai gambaran kesehatan lingkungan masyarakat Desa Eti yang hasilnya disajikan dalam makalah ini. Penelitian ini merupakan kerjasama Departemen Kesehatan RI, Kanwil Kesehatan Propinsi Maluku, khususnya CHN 3 dan Pusat Penelitian Kemasyarakatan UI. Metode penelitian dengan melalui pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan data etnografis tentang cara hidup, adat istiadat, sistem kesehatan dengan menitikberatkan perhatian terhadap lingkungan kesehatan, aspek kognitif mengenai masalah kesehatan serta perwujudan penanggulangan kesehatan pada masyarakat Desa Eti. Informan terdiri dari sejumlah individu yang berkaitan dengan data yang akan digali (a.l. Petugas kesehatan, dukun, key person, dan ibu balita). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : perilaku masyarakat Eti pada umumnya membuang sampah di kebun kemudian dibakar, tidak boleh mengotori air sungai, karena air sungai dipergunakan untuk cuci dan mandi. Masyarakatnya buang air besar (BAB) di pantai selain kebiasaan juga jauh dari rumah, tempatnya khusus laki-laki sendiri dan untuk wanita tersendiri. Mereka mempunyai kepercayaan kalau membuang air besar di rumah itu berarti mengotori rumah. Oleh karena itu di Desa Eti masyarakatnya tidak mau membangun jamban di halaman/rumahnya. Di Desa Eti hanya 2 buah jamban dan 2 buah sumur hasil kerja nyata mahasiswa (PKL) dan sebuah jamban yang dibangun oleh salah satu anggota masyarakat di rumahnya karena sudah biasa memakai jamban. Keadaan halaman dan dalam rumah kelihatan bersih, mereka terbiasa hidup bersih karena menurut mereka jauh dari kotoran merupakan ajaran nenek moyang supaya terbebas dari penyakit maupun gangguan roh-roh jahat. Tetapi air bekas cucian alat-alat rumah tangga, masak dll dibiarkan menggenak di dalam rumah/dialirkan ke selokan. Sebagian besar penduduknya terutama laki-laki bekerja membuat minuman keras dari air nira dari pohon nira yang banyak tumbuh hampir di seluruh wilayah desa yang berkadar alcohol 40% disebut Sopi. Meskipun ada larangan dari pemerintah karena minuman ini memabukkan tetapi masih banyak yang membuatnya karena hasilnya bisa untuk menyekolahkan anak-anaknya dan biaya rumah tangganya. Meskipun dari pihak gereja telah merintis untuk menggantinya dengan menanam coklat tetapi karena hasilnya belum bisa dirasakan maka mereka tetap membuat minuman keras dan di jual di pulau-pulau. Kesimpulan : masyarakat memiliki pengetahuan budaya untuk merespons lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan juga memberikan keterbatasan yang mereka miliki turun-temurun.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | health services program; garbage; EKO-BPPK |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WA Public Health > WA 1-106 Reference Works. General Works |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:29 |
Last Modified: | 21 Nov 2017 07:58 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1045 |
Actions (login required)
View Item |