REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Studi Praklinik Potensi Relaksan Otot Ramuan Jamu (Laporan Penelitian)

Ratnawati, Galuh and F, Nanang and Saryanto, Saryanto and Supriyati, Nita and Dewi, Tyas Friska and Marfuatush, Ika Yanti (2016) Studi Praklinik Potensi Relaksan Otot Ramuan Jamu (Laporan Penelitian). Project Report. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, Tawangmangu.

[thumbnail of 2016_STUDI PRAKLINIK POTENSI RELAKSAN OTOT RAMUAN JAMU.pdf] Text
2016_STUDI PRAKLINIK POTENSI RELAKSAN OTOT RAMUAN JAMU.pdf
Restricted to Registered users only

Download (885kB)

Abstract

Relaksan otot adalah obat resep yang digunakan untuk mengobati otot yang kaku dan keras (spastisistas otot) atau sakit (kejang otot). Spastisitas otot adalah suatu kondisi di mana otot kaku dan keras dan menyebabkan gerakan tidak leluasa. Spasisitas bisa sangat menyakitkan, mengganggu aktivitas senhri-hari, dan bertahan lama. Beberapa macam obat kimia telah lama digunakan sebagai relaksan otot. Penggunaan relaksan otot dengan obat kimia tersebut telah dilaporkan memiliki efek samping yang tidak diinginkan seperti mulut kering, sedasi, retensi urin, peningkatan tekanan mata, darah menggumpal, bahkan beberapa obat memiliki potensi menyebabkan kecanduan dan rawan untuk disalahgunakan. Sehingga diperlukan kajian mengenai alternatif lain yang dapat digunakan sebagai relaksan otot.
Indonesia sebagai salah satu megabiodiversitas tumbuhan didunia memiliki tumbuhan-tumbuhan obat yang secara turun temurun digunakan sebagai salah satu warisan budaya. Potensi sebagai relaksan otot dapat digali dari tumbuhan-tumbuhan obat. Tujuh macam bahan tanaman obat yaitu herba timi, biji pala, bunga kamilen, herba pegagan, rimpang kunyit, temulawak dan herba meniran dicampur menjadi satu ramuan jamu dan akan dilakukan uji aktivitas sebagai relaksan otot serta toksisitas akut dan subkronik pada tikus Wistar.
Hasil uji toksisitas akut menunjukkan seluruh dosis pemberian jamu tidak menyebabkan kematian. Pemberian jamu tidak menyebakan perbedaan penambahan bobot badan dibanding kontrol. Pemberian jamu baik dosis 1250, 2500, 5000 mg/kg bb menyebabkan perubahan pada organ hati. Pemberian jamu dosis 1250 dan 2500 mg/kg bb tidak menyebabkan perubahan pada tubulus ginjal, namun dosis 5000 mg/kg bb menyebabkan perubahan pada sel tubulus ginjal.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: otot, jamu, relaksan
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WB Practice of Medicine > WB 300-962 Therapeutics
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu
Depositing User: Staf Litbangkes
Date Deposited: 18 Sep 2018 08:42
Last Modified: 23 Sep 2019 11:54
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2979

Actions (login required)

View Item View Item