REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pola Penyakit Anak Balita Penderita Gizi Buruk

Suwarti, Susie (2001) Pola Penyakit Anak Balita Penderita Gizi Buruk. Project Report. Center for Research and Development of Nutrition and Food, NIHRD.

Full text not available from this repository.

Abstract

Akhir-akhir ini kasus gizi buruk di Indonesia meningkat tajam. Krisis ekonomi bukanlah satu-satunya faktor penyebab timbulnya gizi buruk. Banyak faktor lain yang dapat menjadi pencetus terjadinya gizi buruk. Karena itu dalam penanggulangan gizi buruk seyogyanya semua aspek pencetus atau yang berpengaruh perlu mendapat perhatian termasuk penyakit yang diderita balita gizi buruk. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pola penyakit pada balita gizi buruk dan bersifat retrospektif dengan menggunakan data pengunjung Klinik Gizi tahun 1999-2001. Dari 508 gizi buruk, 52,2 % adalah anak perempuan dan 47,8 % anak laki-laki. Kelompok umur yang paling banyak ditemukan adalah kelompok umur 12-17 bulan yaitu sebanyak 25,8 %. Kasus marasmus ditemukan sebanyak 53,2 %, kasus marasmik-kwashirkor dan kwashiorkor 4,9 %, kasus gizi buruk tanpa tanda klinis ditemukan 24,5 % dan sisanya adalah gizi kurang. Dengan menggunakan indeks BB/U, perubahan status gizi buruk sampai akhir paket hanya mencapai 22 %. Sedangkan bila menggunakan indeks BB/TB, yang termasuk gizi buruk pada awal kunjungan adalah 26,5 % dan pada akhir kunjungan menjadi 14,0 %. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak ditemukan (71,5 %) diikuti tuberculosis paru (18,9 %) dan enteritis (18,7 %). Dengan analisis Kruskal Wallis, tidak terdapat hubungan antara kejadian ISPA dengan umur (p>0,05) dan juga antara enteritis dengan umur (p>0,05). Setelah 6 bulan rehabilitasi, proporsi ISPA menurun, sedangkan enteritis tidak menurun. Sebanyak 9,4 % balita gizi buruk menderita kelainan kongenital dan status gizinya sulit berubah. Dengan menggunakan indeks BB/TB, waktu pemulihan dari gizi buruk menjadi gizi kurang lebih cepat bila dibandingkan dengan indeks BB/U. Selain itu angka DO sangat tinggi (80 %). Kesimpulan : ISPA, KP dan enteritis merupakan penyakit terbanyak pada balita gizi buruk. Kelainan kongenital mungkin dapat menghambat perbaikan status gizi. Indkes BB/TB lebih tepat penggunaannya daripada BB/U. Saran : Agar indeks BB/TB digunakan sebagai indikator gizi buruk dan kunjungan rumah sangat diperlukan agar paket rehabilitasi dapat diselesaikan.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: kasus gizi buruk; pola penyakit pada balita
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WS Pediatrics > WS 113-141 Child Care. Nutrition. Physical Examination
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Center for Research and Development of Nutrition and Food, NIHRD
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:30
Last Modified: 09 Nov 2017 05:44
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1816

Actions (login required)

View Item View Item